Resident Evil: Extinction

October 2, 2011 § 1 Comment

3D Movie Review Contest Entry from @edhiretnos

Menonton film ini, itu seperti orang yang berani untuk PDKTan, udah berani deketin, tinggal jalanin, dan cari tahu gimana akhirnya, bisa jadian atau putus hubungan gitu aja.

Tapi, saya dengan film ini, belum bisa diputuskan hubungannya begitu saja. Setelah saya tahu saya gagal berhubungan dengan Resident Evil 3, saya berani memulai hubungan dengan Resident Evil 4. Karena apa, karena dia punya apa yang sebelumnya tdk punya, 3D.

Dan ternyata, ketika saya menontonnya, saya jatuh cinta dgn sesuatu yang baru ini, 3Dnya. 3Dnya maksimal sekali, sm seperti saya jatuh cinta pada Avatar. Tapi saya tetap merasa gagal, karena saya tidak cocok dengan sifat aslinya yang sama dengan sebelumnya. Tidak berkembang, tidak berarah, dan setengah matang. Saya hanya suka 3Dnya, bukan Resident Evilnya, tapi sekalipun ini gagal, saya tetap ingin tahu bagaimana akhirnya. Apa saya akan putus, atau saya jatuh cinta.

Film ini paling pas ditonton bersama teman-teman, atau bagi sebagian yang punya pacar, ini juga pas ditonton bersama pacarnya. Karena 3D maksimalnya, maka kita akan kaget, takut atau bahkan tertawa dibuatnya (karena begitu noraknya dengan scene most-3D, yang gambarnya keluar banget).

So far saya paling suka hanya pada 3Dnya, bukan ceritanya, apalagi adegan2 aksi klasik di dalamnya. (Edhi Retno Susanto)

§ One Response to Resident Evil: Extinction

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Resident Evil: Extinction at Casual talks around the screen..

meta